Powered By Blogger

Rabu, 30 Mei 2012

Fenomena Motor Matic dan Krisis BBM di Indonesia


Kendaraan sepeda motor merupakan kendaraan yang umum digunakan pada semua kalangan masyarakat selain harganya yang terjangaku dan bisa dikredit tentunya, menjadikan kendara yang paling top ketimbang Mobil emang sih mobil memakainya lebih nyaman apa lagi bawa teman dan hujan lagi tetapi ongkos perawatan, samsat, dan pembelian bensinnya sangat tinggi di bandingkan sepeda motor, khususnya di Indonesia pembelian kendaraan sepeda motor lebih tinggi ketimbang mobil apa lagi sekarang harga BBM naik yang membuat sepeda motor menjadi seseuatu yang lebih di gemari ketimbang mobil, selain irit motor juga sangat mudah dirawat dan tidak perlu banyak ngabisin uang apa lagi untuk sekelas kantongnya mahasiswa yang engak masalah berapa pun yang dikeluarkan asal enggak terlalu besar aja.
Di UNHI penggunan sepeda motor sangatlah banyak hal ini disebabkan oleh beberapa hal salah satunya jarak tempuh yang jauh dari tempat tinggal kekampus selain itu harga BBM yang tinggi selain itu memarkir motor lebih mudah dan tempatnya lebih luas ketimbang parkit mobil yang sempit, cara parker mobil yang jauh lebih susah dan lambat apa lagi pas telat pasti bakal semakin telat
Geliat motor matic (automatic) yang dipelopori oleh Yahama dengan kakak-beradik Nouvo dan Mio semakin berkembang di Indonesia. Tidak hanya di kota-kota besar, di kota-kota lain trend motor ‘ompong’ ini juga semakin merebak bagai virus. Motor yang awalnya diperuntukkan untuk kaum hawa, karena bentuknya yang relatif kecil dan gampang digunakan, sekarang juga digunakan oleh kaum pria.
Sekarang ini, tidak hanya Yamaha yang terus menggenjot bisnis motor matic ini. Beberapa kompetitor Yamaha juga mulai bersaing untuk merebut hati konsumen mereka. Misalnya Honda dengan Vario dan Beat, kemudian Suzuki dengan Skywave, Skydrive, dan Spin. Selain itu beberapa pabrikan motor cina juga ikut menyemplungkan diri ke dunia motor matic ini.
Motor Matic
Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) untuk penjualan per kategori, motor matic mengalami perkembangan kontribusi yang sangat besar di 5 tahun terakhir dan akan semakin besar sampai tahun 2012.  Untuk tahun 2010 saja, motor matic berkontribusi sebesar 45% terhadap total penjualan motor, atau mencapai angka 6,5 juta unit. Yang sedang hangat dibicarakan adalah dirilisnya produk Scoopy oleh Honda, yang dalam minggu pertama sudah dipesan hingga 3 ribu unit. Hal ini tentu saja merupakan sesuatu yang tergolong fantastis di dunia permotoran, dan ini juga menggambarkan betapa besarnya animo masyarakat Indonesia terhadap motor tak bergigi ini.
Namun satu hal yang merupakan kekurangan dari motor matic ini adalah konsumsi BBM yang tergolong boros. Alasan borosnya motor matic dibandingkan dengan motor biasa adalah karena sistem pemindah daya motor matic berbeda dengan motor biasa. Untuk motor matic, ada tenaga yang hilang karena slip di sistem CVT-nya.
Selain itu, motor matic memerlukan rpm tinggi agar bisa berjalan, sehingga membutuhkan bahan bakar yang banyak pula untuk memutar rodanya. Sebenarnya ada trik dalam hal ini, yaitu dengan tidak melakukan akselerasi mendadak dan tidak menaik-turunkan rpm. Namun tentu saja hal ini tidak banyak diketahui oleh masyarakat. Apalagi melihat kondisi lalu-lintas di kota-kota besar yang seringkali macet, hal ini tentu saja mewajibkan pengendara motor matic untuk sering-sering buka tutup gas.
Meskipun dibandingkan motor biasa, konsumsi BBM motor matic tidak jauh berbeda, namun jika motor matic telah digunakan oleh jutaan pengguna dan akan terus bertambah, maka dampak boros BBM tersebut akan menjadi tanggungan bersama. Loh kok bisa? Jika kita kalkulasi konsumsi BBM motor matic secara individu penggunanya, tentu tidak terlalu kentara perbandingannya dengan konsumsi BBM motor biasa. Namun jika kita kalkulasi konsumsi BBM motor matic keseluruhan di Indonesia, pemborosan BBM gara-gara penggunaan motor matic ini tentu saja sangat signifikan.
Krisis BBM
Seperti yang kita ketahui, pemerintahan kita mengadakan subsidi BBM terhadap pengguna kendaraan bermotor. Semakin besar penggunaan BBM masyarakat, maka semakin besar pula subsidi yang dikeluarkan pemerintah. Untuk tahun 2010, pemerintah menganggarkan 36,5 juta kiloliter BBM. Separuh konsumsi BBM tersebut dihabiskan oleh sepeda motor. Padahal untuk satu juta kiloliter BBM, pemerintah mengeluarkan dana subsidi sebesar 1,9 triliun rupiah.
Wakil Menteri Keuangan, Anny Ratnawati, mengungkapkan “Atinya, mau penghematan subsidi BBM, kita akan bicara pengguna sepeda motor yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan mobil”.
Adanya fenomena motor matic yang notabene tidak ramah BBM ini tentu saja merupakan sesuatu yang memperburuk masalah seputar bahan bakar. Di kala pemerintah mengerahkan ilmuwan-ilmuwannya untuk mencari alternatif lain bahan bakar karena BBM sekarang langka dan harga per barelnya meroket, masyarakat malah menggunakan kendaraan yang tidak mendukung proses penghematan bahan bakar. Di saat gencar dikembangkan kendaraan yang hemat BBM dan ramah lingkungan, masyarakat lebih memilih kendaraan boros BBM hanya karena ikut-ikutan sesuatu yang sedang nge-trend. Padahal masyarakat sendiri lah yang paling menderita dengan adanya krisis BBM ini. Ironis memang.woy kwo
Penulis sebagai seorang mahasiswa yang tidak memiliki daya upaya dalam menangani permasalahan “kecil namun besar” ini hanya berharap masyarakat bisa lebih bijaksana dalam menggunakan BBM. Bagaimana caranya, saya juga tidak mengerti. Karena tentu saja tidak mungkin masyarakat disuruh mengganti motor-motor matic mereka dengan motor yang lebih hemat BBM. Mudah-mudahan saja teknologi perkembangan  motor matic kedepannya dapat menjadikan motor tersebut lebih bijak dalam mengkonsumsi BBM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Singing Hatsune Miku